boursecharlesfoix – Konsumtif merupakan salah satu perilaku manusia yang cukup berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Apalagi di era serba cepat dan praktis seperti sekarang ini, di mana hampir semua orang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mudah.
Kebutuhan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Karena setiap manusia pasti memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat bertahan hidup. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk bertahan hidup adalah dengan membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Misalnya makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Namun, terkadang seseorang dapat terjebak dalam perilaku konsumtif di mana mereka menghabiskan uang hanya untuk memenuhi keinginan mereka. Padahal, barang-barang tersebut sebenarnya tidak penting atau dibutuhkan.
Sobat BFI, yuk kenali lebih dekat apa itu perilaku konsumtif lewat satu artikel ini.
1. Apa itu Konsumtif?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), konsumtif adalah kata sifat yang mempunyai arti memakan, hanya memakai, dan tidak menghasilkan sendiri.
Secara garis besar, perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup seseorang yang gemar menghambur-hamburkan uang tanpa berpikir panjang. Jika dibiarkan perilaku konsumtif dapat menjadi masalah yang serius. Seperti munculnya masalah keuangan, stres, hingga mengancam keseimbangan sumber daya alam.
2. Contoh Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif adalah kecenderungan untuk terus menerus membeli barang dan jasa secara berulang-ulang meskipun tindakan ini cukup membahayakan kondisi keuangan. Agar Anda dapat memahami apa itu perilaku konsumtif, perhatikan contoh-contoh berikut.
- FOMO (Selalu mengikuti tren)
Contoh perilaku konsumtif yang pertama adalah FOMO atau tindakan untuk selalu mengikuti tren terkini. Orang yang FOMO akan selalu melakukan apa saja agar dapat mengikuti tren yang ada, termasuk mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk barang atau jasa yang sedang menjadi bahan pembicaraan banyak orang saat ini.
- Rasa gengsi yang tinggi
Contoh perilaku konsumtif selanjutnya adalah rasa gengsi yang tinggi agar status sosialnya meningkat, dianggap baik, keinginan untuk diterima dan diakui oleh suatu kelompok atau lingkungan, serta memenuhi harapan sosial.
Perilaku konsumtif akibat rasa gengsi dapat terlihat dari kebiasaan membeli gadget atau barang elektronik terkini, kendaraan dengan merek tertentu, serta membeli barang atau jasa terkini meski tidak terlalu penting.
- Gaya Hidup Mewah (Hedonisme)
Hedonisme atau gaya hidup boros merupakan salah satu contoh perilaku konsumtif. Seseorang yang memiliki gaya hidup hedonisme cenderung mencari kepuasan instan dengan cara membeli berbagai barang atau jasa yang diinginkan tanpa berpikir panjang. Alhasil, gaya hidup yang dijalaninya justru membawa petaka bagi dirinya sendiri, terutama masalah keuangan yang tak kunjung usai.
- Pembelian Impulsif
Mirip dengan hedonisme, pembelian impulsif adalah tindakan membeli barang dan jasa secara tiba-tiba karena dorongan emosional, seperti keinginan untuk memiliki, takut kehabisan, takut ketinggalan zaman, hingga dorongan dari lingkungan orang tersebut.
Contoh pembelian impulsif yang saat ini cukup marak adalah membuang-buang uang untuk membeli barang secara online secara terus-menerus tanpa berpikir terlebih dahulu.
3. Faktor Penyebab Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif dapat terjadi karena dua faktor. Pertama, adanya dorongan dari dalam diri atau faktor internal. Kedua, adanya pengaruh dari luar yang membuat seseorang berperilaku konsumtif atau yang dapat disebut dengan faktor eksternal.
- Faktor internal
Faktor internal atau dari dalam diri sendiri memicu seseorang untuk memiliki perilaku konsumtif.
1. Motivasi
Ada dorongan batin untuk mewujudkan keinginannya.
2. Kepribadian
Pola perilaku atau karakter seseorang.
3. Harga Diri
Orang yang memiliki harga diri rendah cenderung lebih mudah dipengaruhi daripada mereka yang memiliki harga diri tinggi.
4. Proses Pembelajaran
Pengalaman hidup seseorang menentukan apa yang akan dibelinya.
5. Gaya Hidup
Cara seseorang menggunakan waktu dan uangnya.
- Faktor Eksternal
Selain faktor internal, perilaku konsumtif merupakan gaya hidup yang dapat terjadi karena pengaruh dari luar. Beberapa di antaranya dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga.
1. Budaya
Perkembangan zaman dan pergeseran budaya dalam masyarakat dapat memicu perilaku konsumtif.
2. Kelas Sosial
Kelas atas, menengah, dan bawah. Klasifikasi didasarkan pada kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan pengetahuan.
3. Kelompok Referensi
Lingkungan sosial memengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku belanja seseorang.
4. Keluarga
Gaya hidup yang dianut suatu keluarga dapat memengaruhi perilaku anggota keluarga yang ada di dalamnya.
4. Dampak Negatif Perilaku Konsumtif
Seperti yang telah Anda ketahui, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk membelanjakan uangnya hanya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan saja, tanpa mempertimbangkan apakah barang dan jasa yang dibeli tersebut merupakan suatu kebutuhan.
Tidak diragukan lagi, perilaku seperti itu memiliki kecenderungan negatif yang dapat memengaruhi seseorang. Dampak negatif yang menghantui mereka dengan gaya hidup ini meliputi:
1. Masalah Keuangan
Orang yang memiliki perilaku konsumtif cenderung berpikir secara rasional. Mereka sering menghabiskan uang untuk barang dan jasa tanpa berpikir dua kali atau setidaknya dengan tujuan yang jelas.
Tak heran, tindakan mereka yang tidak bijaksana menjadi penyebab utama masalah keuangan seseorang. Hal ini karena mereka tidak dapat memprioritaskan kebutuhan utama mereka dan membiarkan keinginan batin mereka selalu terpenuhi tanpa berpikir dua kali.
Akibatnya, sebagian dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk dana darurat atau tabungan, lenyap begitu saja. Orang-orang dengan perilaku konsumtif juga sering nekat berutang dan terbiasa dengan praktik menggali lubang dan menutup lubang.
2. Pemicu Stres dan Kecemasan
Perilaku konsumtif merupakan perilaku yang dapat memicu seseorang mudah mengalami stres dan kecemasan. Hal ini terjadi akibat tindakan mereka yang kurang bijak dalam membelanjakan uangnya dan berdampak pada kesulitan keuangan.
Ketika seseorang mengalami kesulitan keuangan, mereka akan lebih mudah merasa stres dan cemas akibat ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar, terutama kebutuhan primer.
Perasaan stres dan cemas yang ada dapat diperburuk ketika ada tekanan sosial atau budaya yang mengharuskan seseorang memiliki barang-barang tertentu agar dianggap sukses dan diterima dengan baik di suatu lingkungan.
3. Pemborosan Sumber Daya
Penggunaan sumber daya seperti air, bahan bakar, dan sebagainya yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan manusia.
Seseorang yang berperilaku konsumtif sering kali menggunakan sumber daya seperti uang, bahan bakar, energi, dan lain sebagainya hanya untuk keinginan semata, bukan untuk memenuhi kebutuhan utamanya. Jika dilakukan secara berlebihan, tentu bukan tidak mungkin akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan siklus ekonomi yang ada.